Kamis, 21 April 2016

Kegagalan Sony, Panasonic, Sharp, Toshiba, dan Sanyo

Nama Sony adalah sebuah jaminan kualitas untuk produk-produk elektronik dan teknologi informasi (TI). Mulai dari televisi, perangkat audio, camcorder, kamera digital, notebook hingga konsol game, Sony menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat Indonesia.
Khusus di bidang konsol game, PlayStation One sampai PlayStation 3 buatan Sony menempati pasar pengguna terbanyak di Indonesia. PlayStation 2 bahkan menjadi konsol wajib di bisnis penyewaan video game di berbagai tempat di negeri ini. Tapi tak banyak yang tahu, ternyata pasar Indonesia baru digarap serius oleh Sony Computer Entertainment yang membawahi penjualan PlayStation, mulai awal bulan Oktober lalu.
Sony Computer Entertainment melalui PT Sony Indonesia secara resmi baru membuka bisnisnya di Indonesia, ditandai dengan peluncuran rangkaian produk PS3 Slim dan PlayStation Portable (PSP) Go. Indonesia sendiri menjadi negara ke-7 di wilayah Sony Computer Entertainment Asia, setelah Hong Kong, Taiwan, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Malaysia.
Selain PS, seperti tahun sebelumnya, Sony masih terus menggebrak pasar notebook dengan seri VAIO-nya. Berkat kualitas dan kemampuannya, VAIO menjadi brand terdepan dalam bisnis Personal Computer.
Semua kesuksesan yang diraih Sony di Indonesia tentu tak lepas dari tangan dingin Waka-san, demikian Wakaizumi biasa disapa.
Karirnya di Sony dimulai dari bawah, dengan posisi Officer, International Sales, kemudian terus meningkat hingga mencapai jabatan sekarang ini sejak 2007. Tak heran jika kelahiran Tokyo, 16 September ini begitu mengenal pola bisnis yang diterapkan Sony di seluruh dunia.
beberapa kategori produk yang berkembang sangat cepat, diantaranya televisi LCD (BRAVIA), Digital SLR (), konsol game (PlayStation) dan notebook (VAIO). Selain teknologi dan inovasi yang muncul di produk-produk tersebut, permintaan masyarakat juga sangat banyak dan terus meningkat sehingga perkembangan Sony di ke-empat produk ini terus meningkat.
PENYEBAB TUTUP

Penutupan PT SEI merupakan strategi global perusahaan elektronik Jepang guna efisiensi, karena kian kompetitifnya industri elektronika dunia, ditambah banjirnya produk elektronik Cina, setelah negeri Tirai Bambu itu menjadi anggota WTO. Upaya efisiensi dilakukan dengan menutup cabang-cabang pabriknya yang berlokasi di seluruh dunia. Hingga kini, Sony Corp mempunyai anak cabang 70 perusahaan dan diciutkan menjadi 55 perusahaan. Artinya, ada penciutan 15 anak cabang, salah satunya PT SEI yang berlokasi di Indonesia.
Penutupan PT SEI, merupakan akumulasi kekecewaan para inivestor asing atas kondisi investasi secara umum di Indonesia. Persoalan cukup kompleks, namun ada beberapa penyebab utama. Pertama, dari kacamata pengusaha, pemicunya gerakan buruh yang kian menguat. Unjuk rasa buruh dengan tuntutan kenaikan upah sering terjadi bahkan acap diiringi tindakan destruktif. Akibatnya, kelancaran produksi pabrik terganggu dan perusahaan mengalami kerugian.





Melalui brand-nya yang dikenal secara umum dengan nama Panasonic, Panasonic Corporation yang berpusat di Osaka, Jepang ini, merupakan manufaktur kelas dunia di bidang produk elektronik, khususnya untuk kebutuhan konsumen awam, bisnis dan industri .

Di Asia Pasifik, Panasonic muncul pertama kalinya dengan mendirikan pabrik pertamanya di Thailand pada tahun 1961. Beberapa tahun berikutnya, operasi Panasonic di kawasan ini pun berkembang. Saat ini operasinya ada di 9 negara (termasuk Indonesia) dengan total 75 perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 82,000 orang dan mencapai total penjualan sebesar 9,457 juta US Dollar untuk tahun fiskal 2005, atau sama dengan 26% dari total penjualan luar negeri Panasonic Corporation.

Di Indonesia sendiri, Panasonic memiliki sejarah yang sangat panjang dan melekat di hati semua rakyat Indonesia. Dimulai dengan kehadiran radio 'tjawang' oleh Almarhum Drs. H. Thayeb Moh. Gobel pada tahun 1954, TV pertama di tahun 1962, hadirnya brand National di tahun 1970, sampai pada akhirnya mengganti nama National dan menggunakan nama Panasonic di tahun 2004. Sampai saat ini Panasonic di Indonesia tetap merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif, mulai dari TV plasma, Kamera, AC, Kulkas, Mesin Cuci, produk kecantikan dan lainnya.
Dengan semangat nasionalisme untuk membuat sebuah alat komunikasi bagi bangsa Indonesia, pada tahun 1954 Drs. H Thayeb Moh.Gobel mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta yang merupakan pelopor dari Pabrik Radio Transistor pertama di Indonesia dengan brand “Tjawang”.

Tahun 1957, Drs, Thayeb Moh Gobel menerima beasiswa Colomba Plan dimana dia melanjutkan studi ke Jepang dan bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri dari Masushita Electric Indrustrial Co.Ltd. Hingga di tahun 1960 Drs. H. Thayeb Moh.Gobel atas nama PT Transistor Radio Manufacturing menandatangi perjanjian kerjasama " Technical Assistance Agreement" dengan Matsushita Electric Industrial Co. Ltd, (Jepang).
Bisnis pun semakin berkembang dan hingga akhirnya pada tanggal 27 Juli 1970 terbentuklah Joint Venture dengan Panasonic Corporation dibawah PT National Gobel yaitu perusahaan penyedia peralatan rumah tangga.
Hingga tahun 1991 didirikan PT National Panasonic Gobel yang merupakan satu satunya agen retail NABEL dan MGBI dan PT Matsushita Kotobuki Electric Indonesia yang mengekspor VCR, CD-ROM, dan TV.
Pada tahun 2004, merek “National “ bertransformasi menjadi “Panasonic” dan nama perusahaan juga berganti menjadi PT Panasonic Gobel Indonesia. Panasonic menjadi salah satu merek terkenal di Indonesia. Berbagai macam produk elektronik yang dijual meliputi digital AV, kesehatan dan kecantikan, komunikasi, kehidupan pusat inovasi, peralatan rumah, AV profesional, dan solusi bisnis.

PENYEBAB TUTUP

Bos Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel mengakui salah satu pabriknya tutup dan sejumlah karyawan di PHK. Salah satu alasannya adalah produk yang kalah bersaing dengan produk impor China.
Pabrik yang ditutup adalah Panasonic Lighting Indonesia yang memproduksi bohlam lampu. Pabrik tersebut akan ditutup karena produknyan tak lagi memiliki daya saing. Panasonic akan mengubah tren dengan membuat lampu light emitting diode (LED).
"Sekarang Panasonic sudah tidak bisa lagi membuat karena memang produk itu tidak ada daya saing lagi, karena kita tidak mampu menghadapi barang impor dari China," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (3/2/2015).





PT Sharp Indonesia merupakan agen pemasaran dan perakitan buat produk TV dan audio bermerek Sharp nan berada di bawah supervisi perusahaan multinasional Sharp Corporation, Jepang. Produk-produk Sharp Indonesia bervariasi, antara lain TV, lemari es, mesin cuci, dan sebagainya.
PT Sharp Indonesia dapat dikatakan sebagai rajanya global elektronik tanah air. Saking pupolernya PT Sharp Indonesia, sebagian penduduk tanah air banyak nan memiliki produk elektronik nan dikeluarkan oleh PT Sharp Indonesia. Yang jadi pertanyaan, bagaimana kiprah awal PT Sharp Indonesia dari pertama kali hadir hingga menguasai sebagian besar pasar elektronik Tanah air.

Sejarah singkat
Pada awal berdirinya, Sharp Indonesia bernama PT Yasonta. PT Yasonta didirikan oleh Martua R. Pangabean dan Jauw Tjong Kie pada 1969. Setelah itu, Juni 1970, Sharp Corporation melakukan penandatanganan perjanjian kolaborasi dengan PT Yasonta buat menjadi agen pemasaran dan pabrik perakitan produk Sharp Corporation, seperti TV dan audio di Indonesia.
Pada 11 Maret 1971, PT Yasonta (Sharp Indonesia) menghasilkan produksi pertama produk Sharp nan dirakit di Indonesia. Produk tersebut ialah TV hitam putih. Seiring perkembangan zaman, teknologi pertelevisian pun berkembang. Pada 1975, PT Yasonta (Sharp Indonesia) memproduksi TV berwarna buat pertama kalinya. Pada 1977, PT Yasonta (Sharp Indonesia) mendirikan anak perusahaan buat menunjang pemasaran produk. Nama anak perusahaan tersebut ialah Firma Teladan.
Pada 1 Juli 1994, PT Yasonta dan Sharp Corporation melakukan joint venture . Joint venture tersebut diaplikasikan dengan didirikannya perusahaan PT Sharp Yasonta Indonesia atau PT Sharp Indonesia. Selanjutnya, pada Desember 1994, PT Sharp Yasonta Indonesia mendirikan anak perusahaan nan bernama PT Sharp Yasonta Antarnusa. PT Sharp Yasonta Antarnusa ini didirikan buat melakukan pemasaran dan penjualan buat produk dari PT Sharp Yasonta Indonesia
Pada Mei 2005, PT Sharp Yasonta Indonesia dan PT Sharp Yasonta Antarnusa merger dan berganti nama menjadi PT Sharp Electronics Indonesia. Pada Juli 2005, Sharp Indonesia meraih penghargaan Golden Brand Award buat kategori produk lemari es. Setelah itu, pada September 2005, Sharp Indonesia meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA).
Kemajuan Sharp Indonesia membawa produk-produk nan dihasilkannya membanjiri pasar produk elektronik di Indonesia. Kemajuan ini pun membawa Sharp Indonesia mendapatkan penghargaan-penghargaan nan bergengsi.


PENYEBAB TUTUP

Dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang yakni Panasonic dan Toshiba menutup pabriknya di Indonesia awal tahun ini. Kondisi ini justru membuat PT SHARP Electronic Indonesia (SEID) semakin optimistis untuk tetap bertahan dan berkembang di Tanah Air.
"Kami sangat optimis. Tahun 2013 hingga 2015 kondisi ekonomi juga tidak begitu baik. Nilai tukar Rupiah juga tidak stabil dan Upah Minimum juga naik,"ujar President Director PT SHARP Electronics Indonesia (SEID), Fumihiro Irie di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Dia mengungkapkan, Sharp menjadikan apa yang terjadi di masa 2013 hingga 2015  sebagai pembelajaran untuk menentukan langkah ke depan. "Kami sudah banyak belajar untuk bertahan disini dan ke depan kami juga akan bertahan," ucap Irie.
Di kesempatan yang sama, General Manager Product Planning Division SEID, Herdiana Anita Pisceria mengamini apa yang disampaikan Irie. "Kita bisa mengisi market (akibat ditutupnya dua produsen besar Jepang) tersebut,"ujarnya dengan optimistis.
Herdiana menjabarkan, pihaknya memiliki emapat strategi dasar untuk memasuki pasar. Mulai dari perbaikan penjualan, produksi produk baru setiap tahun, layanan dealer diperkuat dan memberikan rasa aman kepada pelanggan.
http://ekbis.sindonews.com/read/1082517/34/dua-pabrik-elektronik-asal-jepang-tutup-sharp-justru-optimistis-1454495488


Toshiba adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor di dunia.

Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger dari dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak dibidang consumer goods dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho. Mengambil beberapa huruf didepan dari masing-masing perusahaan “TO” dan “SHIBa” maka lahirlah merek Toshiba. Pada tahun 1984 perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi perusahaan rekayasa alat berat dan perusahaan industri primer pada 1940-an dan 1950-an. Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup Toshiba Lighting & Teknologi (1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator & Building System Corp (2001), Toshiba Solutions Corp (2003), Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd (2003).
Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan bisnis di era ini.

Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto yang lucu dan ultra portabel sampai model multimedia Qosmio keren. Laptop Toshiba juga populer di Amerika dan Eropa. Apakah pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau laptop untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di antara rangkaian yang tak terhitung jumlahnya seperti notebook Toshiba Libretto, Portege, Qosmio, Satellite dan Portege.

PENYEBAB TUTUP

Penutupan pabrik kedua perusahaan ini akibat melemahnya daya beli masyarakat. Imbasnya, penjualan produk kedua perusahaan ini turun drastis.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menjelaskan Toshiba lebih dulu merumahkan ribuan pekerjanya di Cikarang, Bekasi. Pabrikan asal negara matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.

"Produk televisi Toshiba tidak laku lagi dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya banyak yang beli. Itu karena daya beli masyarakat melemah akibat upah murah pemerintah,"

http://pandri-16.blogspot.co.id/2010/10/sejarah-perkembangan-perusahaan-toshiba.html
http://www.merdeka.com/uang/tak-lagi-laku-panasonic-dan-toshiba-hengkang-dari-indonesia.html




Sanyo Electric Co., Ltd. adalah perusahaan produsen barang elektronik asal Jepang. Perusahaan yang bermarkas di Moriguchi, Osaka, Jepang ini didirikan pada tahun 1950 oleh  Toshio Iue dan kakak iparnya Konosuke Matsushita. Perusahaan ini mempekerjakan 14.137 karyawan pada tahun 2006.
Pada tahun 1952 perusahaan ini membuat radio plastik dan mesin cuci pertama di Jepang. Pada tahun 984 Sanyo memperkenalkan MBC-550 PC yang rendah biaya dari IBM PC dan kompatible dengan komputer pribadi. Namun, tidak lama kemudian Sanyo memutuskan untuk mundur dari dunia komputer.
Sanyo telah memiliki hubungan baik dengan Sony, dengan mendukung format video Betamax dari penemuan pertamanya hingga pertengahan tahun 80-an. Sementara Sanyo memproduksi VHS video format pada waktu yang sama untuk merek Fisher. Namun, pada akhirnya, Sanyo menolak untuk memberikan dukungan untuk produk Blu-ray Disc milik Sony dan malah mendukung HD DVD milik Toshiba. Produk ini ternyata kalah dengan Blu-ray Sony.
Di Amerika Utara, Sanyo memproduksi telepon selular CDMA khusus untuk  perusahaan Sprint-Nextel dengan mereknya Sprint PCS di AS, dan Bell Mobility di Kanada.
Gempa Chuetsu 2004 merusak pabrik semikonduktor Sanyo dan sebagai hasilnya Sanyo membukukan kerugian finansial yang besar. Pada tahun yang sama perusahaan mengumumkan rencana restrukturisasi yang disebut Proyek Evolution Sanyo dengan meluncurkan visi perusahaan baru yaitu untuk mengubah perusahaan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Dari sini, perusahaan mulai memproduksi produk yang kuat seperti baterai isi ulang, photovoltaics surya, AC, baterai mobil hibrida dan kamera Xacti, proyektor dan ponsel.
Pada tanggal 2 November 2008, Sanyo dan Panasonic mengumumkan bahwa mereka telah menyepakati pembelian yang membuat Sanyo menjadi anak perusahaan dari Panasonic.
Pengumuman akuisisi ini ada di web Sanyo pada tanggal 19 Desember 2008 dan mulai efektif pada tanggal 21 Desember 2009.

PENYEBAB TUTUP

Para buruh menuntut kenaikan upah karena berdasarkan perjanjian kerja bersama, kenaikan upah seharusnya sudah harus direalisasikan bulan Januari silam. Menurut para buruh, untuk tahun 2006 ini, mereka berhak menerima kenaikan upah minimal sebesar 16,54 persen. Besaran kenaikan ini sesuai dengan tingkat inflasi dan indeks harga konsumen Kota Depok. Namun, pihak manajemen PT sanyo hanya menyanggupi kenaikan upah sebesar 13 persen. Akibatnya, para buruh terus berunjuk-rasa menuntut kenaikan upah minimal 16,54 persen.(DEN)
PT Sanyo Indonesia akan tetap beroperasi dan tidak ada rencana untuk menutup pabriknya di Indonesia. PT Sanyo bahkan akan meningkatkan produksinya.
Dirjen Industri Alat Angkut dan Telematika, Departemen Perindustrian (Depperin), Budi Darmadi mengungkapkan hal ini menanggapi rencana Sanyo Electric yang akan melakukan konsolidasi perusahaan-perusahaannya di dunia, termasuk di Indonesia
http://masmulyo.blogspot.co.id/2007/11/hengkangnya-pt-sanyo-jaya-componen.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar